Lurah Patalan menjadi Narasumber dalam Diskusi Panel : Pertemuan Dua Tradisi

Della Yusnita 19 Mei 2025 12:12:19 WIB

Lurah Patalan, Bapak Sayudi berkesempatan menjadi narasumber dalam Diskusi Panel : Pertemuan Dua Tradisi yang diselenggarakan oleh Universitar Gadjah Mada Yogyakarta pada Sabtu, 17 Mei 2025 Pukul 08.30 WIB di Fisipol UGM. Dalam Pemaparannya dalam tema Mengetahui Lewat Mengalami: Cara Tahu yang Tak Terpisah dari Laku. 

Patalan adalah Kalurahan atau Desa yang terletak diantara dua tujuan pariwisata, Kota Jogja dengan keindahan kotanya, dan Parangtritis sebagai simbol yang mencerminkan keindahan alam, budaya lokal, kepercayaan mistis, dan keterkaitan spiritual antara manusia dan alam di Bantul Yogyakarta. Menjadi penonton macetnya mobil mobil kota pencari ketenangan desa, melepaskan diri dari rutinitas dan meningkatkan kesehatan mental, juga dapat dalam rangka menambah wawasan dan memperluas perspektif terhadap kehidupan desa. Dengan luas hamparan sawah tak kurang dari 315 hektar menjadikan 25% warganya menjadi petani. Iya petani pemilik sawah maupun buruh tani dengan sistem paroan ataupun sewa tahunan. Dua potensi inilah yang coba kami padukan, agar kami tidak menjadi penonton tapi juga sebagai objek tujuan.

Sayangnya gempuran pertanian yang katanya modernisasi menjadikan lunturnya ketradisionalan pertanian yang asli pertanian. Iya pertanian yang asli pertanian, yang menurut kami pertanian dimana hal hal yang sekarang dikatakan organik masih menjadi tonggak pertanian. Istilah dari alam untuk alam, dimana pupuk didapat dari siklus alami alam yang bekerja secara otomatis. Siput keong bekicot yang sekarang dianggap hama padahal dulu dijadikan sumber protein bagi unggas peliharaan. Kerbau sebagai alat pengolah tanah murah tanpa bensin, cukup “damen” yang dijadikan sumber kekuatan. Kotorannya yang dijadikan penggembur tanah menjadikan rumah bagi cacing dan belut yang saat ini terusir oleh canggihnya pestisida. Belum lagi keharmonisan orangnya, wiwitan yang menjadi pertanda, gotong royong yang menjadi simbol kedesaan. Hal hal “sederhana” ini lah yang menjadi tujuan kami untuk coba kita hidupkan agar menjadi sesuatu yang dicari orang-orang kota yang terjebak macet di perempatan Bakulan. Sayangnya hal sederhana ini tak sesederhana yang kami pikirkan.

Kebiasaan sudah menjadi mindset atau standar pertanian di Patalan saat ini. Ketakutan akan lepas dari kimia sintetis menjadi alasan karena menyangkut hajat hidup mereka para petani. Bagaimana kalau tidak panen? Pertanyaan besar yang menjadi momok karena menggantungkan hidup dari pertanian. Seperti dihimpit dari dua sisi bahkan mungkin lebih, petani takut akan keorganikan, tetapi juga dihadapkan dengan mahalnya benih dan pupuk tidak berbanding lurus dengan harga gabah. Maka pentingnya ilmu pengetahuan tentang pertanian yang tradisional perlu terus diinformasikan ke petani Patalan, disamping dapat dijadikan objek sebagai desa wisata tani yang harapannya juga menjadi tambahan penghasilan bagi petani itu sendiri.

Dalam RPJMKal kami tuangkan tentang desa wisata tani. Kami ingin mempertemukan keingintahuan orang kota terhadap pertanian desa. Bisa dalam beberapa aspek. Mungkin bisa dari aspek ketradisionalan bertani yang sayangnya memang saat ini sudah susah ditemui. Tapi masih ada hal hal yang mungkin tersisa seperti cara tandur tradisional, yaitu ceblok ceblok tandur (tanam mundur). Wiwitan, yang merupakan warisan tradisional yang mungkin hanya ada di desa. Lalu dari aspek pengetahuan bisa saja dengan keanekaragaman bibit seperti yang sudah kami coba lakukan yaitu mencoba untuk melakukan pembibitan benih padi. Ini juga bentuk usaha dalam mencapai tujuan desa cukup pangan yang sedang kami lakukan.

Bak gayung bersambut, di Dusun Salam Gelangan di Kalurahan kami ada Kampus Tani Desanomia. Harapan kami dengan adanya kampus tani dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, mendorong inovasi di bidang pertanian, dan menjembatani kebutuhan petani dengan pihak lain, seperti universitas dan pelaku usaha. Dan hal itu sudah dilakukan contohnya hari ini terbentuk jembatan antara kami dengan pihak universitas. Besar harapan kami terhadap universitas agar jembatan ini terus terawat, sehingga terus mengalir ilmu pengetahuan dan ide ide yang dapat mendorong inovasi di Kalurahan Patalan.

Komentar atas Lurah Patalan menjadi Narasumber dalam Diskusi Panel : Pertemuan Dua Tradisi

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License